KEMULIAAN DAN KEWIBAWAAN DALAM KESUCIAN
Oleh : M Yaya Sumardi Atmadja
Kau bentangkan sajadah. Aku bersujud. Merebah pasrah menghadapMU. Betapa rendahnya diri yang fana.
Keabadian hanya Engkau yang punya.
Kau kucurkan airNYA. Kubasuh mukaku, terbasuh kesalahanku. Yang tak terhitung berapa banyaknya.
Kain putih pemberianMu, adalah baju kebesaranku ketika menghadapNYA. Dan itu, warisan kerja keras kekasihMu, di antaranya Kau tanam di Gunung Jati.
Kuberjalan padaMU dengan dua belas huruf Suryalaya. Hanya saja berbeda itu jalannya, bukan tujuannya. Sebab khofi yang tersembunyi menyucikan ruhani. Ku tak lihat bedanya.
Rahmatan lil ‘alamin jadi hamparan permadani.
Hias. Menghiasi ahlak yang karimah.
Bersama tertanggalkan semua yang tak ada makna.
Bersama guyub merajut benang sisa-sisa usia yang tak berapa lama.
Mengais pasrah waktu yang bersisa. Saat ada yang menyebut ku menyembah istana. Dan lebih memilih kemuliaan dunia dan raja dari pada sang mursyid. Betapa ketidaktahuan membutakan mata hati.
Yang di istana itu, salik sejati. Benar " mereka" trah Yang Suci dan Disucikan. Sempurna dan menyempurnakan. Dan kedengkian hanya melihat itu.
Melaju pesat menjemput masa depan. Bersama guyub dalam suluk masing-masing. Tidak bisa kita memaksa, agar satu jalan menuju Engkau.
Meyongsong hari esok yang bakal datang dalam riang.
Qodlo dan Qodar, semua milikNYA.
Rahayu LMA
Post a Comment